Perbedaan Content Writing dan Copywriting: Tujuan dan Contoh

Istilah content writing dan copywriting sering digunakan. Tapi banyak yang masih salah paham soal perbedaan content writing dan copywriting.

Perbedaan Content Writing dan Copywriting: Tujuan dan Contoh

Dalam dunia digital marketing, istilah content writing dan copywriting sering digunakan secara bergantian.

Banyak yang mengira keduanya adalah hal yang sama, padahal sebenarnya memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda.

Jika kamu ingin mengembangkan bisnis, memahami perbedaan keduanya sangat penting agar strategi pemasaranmu lebih efektif.

Singkatnya, content writing berfokus pada penyediaan informasi yang mendalam untuk membangun audiens jangka panjang, sementara copywriting lebih condong ke tulisan persuasif yang mendorong pembaca untuk segera bertindak.

Lalu, bagaimana perbedaan ini diterapkan dalam strategi pemasaran? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Definisi dan Tujuan

Dalam digital marketing, setiap jenis tulisan memiliki peran yang berbeda tergantung pada tujuan akhirnya.

Content writing dan copywriting adalah dua teknik yang sering digunakan untuk meningkatkan visibilitas brand dan menarik perhatian audiens. Namun, keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyampaikan pesan.

Agar lebih memahami perbedaannya, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu content writing dan copywriting, serta tujuan utama dari masing-masing teknik ini.

Apa Itu Content Writing?

Content writing adalah proses menulis konten yang bertujuan untuk mengedukasi, menghibur, atau memberikan informasi kepada audiens.

Konten ini biasanya berbentuk artikel blog, postingan media sosial, buletin email, atau materi edukatif lainnya.

Fokus utama dari content writing adalah membangun hubungan dengan audiens, meningkatkan keterlibatan, dan membangun kredibilitas suatu brand.

Dengan memberikan informasi yang bermanfaat, pembaca akan semakin percaya pada bisnis atau produk yang kamu tawarkan. Ini juga menjadi strategi yang sangat baik untuk membangun otoritas di suatu industri.

Apa Itu Copywriting?

Sementara itu, copywriting adalah seni menulis teks persuasif yang bertujuan untuk mendorong seseorang melakukan tindakan tertentu.

Tujuannya bisa berupa pembelian produk, mendaftar ke layanan, atau mengklik tautan tertentu dalam iklan.

Biasanya, copywriting digunakan dalam iklan, landing page, email marketing, dan materi promosi lainnya.

Gaya bahasa dalam copywriting cenderung lebih singkat, to the point, dan dirancang agar pembaca segera bertindak tanpa berpikir terlalu lama.

Perbedaan Content Writing dan Copywriting

Perbedaan Content Writing dan Copywriting

Banyak yang masih bingung membedakan kedua jenis tulisan ini. Berikut adalah perbedaan utamanya yang bisa membantu kamu memahami dengan lebih baik:

1. Tujuan dan Fokus

  • Content Writing: Tujuan utama dari content writing adalah membangun hubungan dengan audiens dengan memberikan informasi yang berguna. Tulisan ini tidak langsung menjual, tetapi lebih fokus pada memberikan edukasi dan membangun kepercayaan.
    • Contoh: Artikel blog tentang “Panduan Memilih Laptop untuk Mahasiswa” yang memberikan informasi lengkap tanpa langsung mengarahkan pembaca untuk membeli produk tertentu.
  • Copywriting: Sebaliknya, copywriting langsung menargetkan audiens dengan tujuan menghasilkan aksi tertentu, seperti pembelian, pendaftaran, atau klik iklan. Bahasa yang digunakan lebih persuasif dan sering kali menyertakan ajakan bertindak (call to action).
    • Contoh: “Dapatkan Laptop Impianmu dengan Diskon 30%! Klik di Sini Sekarang!”

2. Gaya Penulisan dan Panjang Konten

  • Content Writing: Gaya tulisan dalam content writing biasanya lebih panjang, lebih mendalam, dan mengalir secara alami. Konten bisa berbentuk artikel panjang yang membahas suatu topik secara rinci.
    • Contohnya, artikel blog yang menjelaskan tentang “Tren Digital Marketing 2024” dengan analisis mendalam tentang strategi pemasaran digital terbaru.
  • Copywriting: Sebaliknya, copywriting lebih pendek, langsung ke inti, dan memiliki daya tarik emosional yang kuat. Kalimat yang digunakan cenderung singkat dan menarik perhatian dalam beberapa detik pertama.
    • Misalnya, dalam sebuah iklan: “Belajar Digital Marketing Hanya dalam 7 Hari! Daftar Sekarang!”

3. Metode Distribusi dan Platform

  • Content Writing: Biasanya didistribusikan melalui blog, media sosial, email newsletter, dan platform edukatif lainnya. Tujuannya adalah meningkatkan keterlibatan jangka panjang dan SEO (Search Engine Optimization).
    • Contoh: Sebuah artikel di blog perusahaan yang membahas “Cara Menjaga Keamanan Data di Internet” yang ditujukan untuk memberikan wawasan kepada pembaca.
  • Copywriting: Umumnya ditemukan di iklan berbayar, halaman penjualan (landing page), email promosi, dan media cetak. Copywriting lebih sering digunakan untuk pemasaran langsung yang menargetkan hasil instan.
    • Contoh: Headline di landing page yang berbunyi, “Gunakan Jasa SEO Profesional & Naikkan Ranking Website Anda dalam 30 Hari!”

4. Pengukuran Keberhasilan (KPI)

  • Content Writing: Keberhasilannya diukur melalui metrik seperti jumlah kunjungan, waktu yang dihabiskan pembaca di halaman, dan jumlah share di media sosial.
    • Semakin lama seseorang membaca sebuah artikel blog atau semakin sering artikel tersebut dibagikan, maka semakin efektif kontennya dalam menarik audiens.
  • Copywriting: Keberhasilannya diukur dari tingkat konversi, jumlah klik, dan jumlah tindakan yang dilakukan pembaca.
    • Misalnya, sebuah iklan yang menghasilkan 100 pembelian dari 1.000 klik berarti memiliki conversion rate 10%, yang menjadi indikator keberhasilan copywriting tersebut.

Contoh Content Writing dan Copywriting

Untuk lebih membarikan gambaran, mari kita lihat langsung dari contohnya:

1. Contoh Content Writing

Misalkan sebuah perusahaan teknologi ingin meningkatkan brand awareness mereka, maka mereka membuat artikel blog berjudul:

💡
“5 Tips Meningkatkan Keamanan Data di Era Digital”

Artikel ini berisi informasi mendalam tentang praktik terbaik dalam menjaga keamanan data, memberikan wawasan, dan mengedukasi pembaca.

Tujuan utamanya bukan langsung menjual, melainkan membangun otoritas perusahaan di bidang keamanan siber.

2. Contoh Copywriting

Sementara itu, jika perusahaan tersebut ingin menjual produk atau layanan mereka, maka mereka bisa menggunakan copywriting seperti berikut:

💡
“Tingkatkan Keamanan Data Anda Sekarang! Dapatkan Diskon 20% untuk Langganan Tahun Pertama. Klik di Sini untuk Mulai!”

Teks ini dirancang untuk menarik perhatian, memberikan insentif (diskon 20%), dan mendorong pembaca untuk segera bertindak.

Penutup

Meskipun content writing dan copywriting sama-sama menggunakan teknik penulisan, keduanya memiliki peran yang berbeda dalam strategi pemasaran digital.

  • Content writing berfokus pada membangun hubungan dan memberikan informasi yang bernilai bagi audiens. Biasanya digunakan untuk edukasi, blog, dan SEO.
  • Copywriting berfokus pada persuasi dan mendorong tindakan cepat. Biasanya digunakan dalam iklan, landing page, dan kampanye pemasaran langsung.

Kombinasi keduanya adalah strategi yang paling ideal untuk membangun brand yang kuat sekaligus meningkatkan konversi penjualan.

Jika kamu ingin membuat strategi pemasaran yang sukses, pastikan untuk menggunakan kedua teknik ini dengan tepat sesuai kebutuhan bisnis atau proyekmu! 🚀

Jika kamu memiliki kesulitan, kamu bisa gabung dan diskusi bareng di grup Telegram Zenian Army! Kamu bisa tanya-tanya atau diskusi lebih lanjut mengenai perbedaan content writing dan copywriting atau topik lain seputar SEO & SEM bareng temen-temen lainnya.